You are currently viewing Flexing, Kenali Istilahnya dan Apa Maksudnya!   
3d rendering luxury bedroom suite in resort high rise hotel with working table

Flexing, Kenali Istilahnya dan Apa Maksudnya!  

Istilah flexing belakangan tengah ramai menjadi perbincangan, baik di dunia maya maupun di kehidupan sehari-hari. Tapi tahukah kamu apa artinya? Berikut penjelasannya.

Belakangan istilah flexing atau pamer tengah marak di media sosial. Banyak orang yang terkenal secara tiba-tiba, kerap kali memamerkan kekayaan di media sosial dan disebut sebagai crazy rich.

Fenomena ini cukup menarik karena tidak sedikit netizen yang menjadi followers para sultan tersebut. Selain memamerkan kekayaannya di media sosial, para crazy rich dadakan ini pun sering membagikan uang kepada para pengikutnya.

Tidak hanya crazy rich saja yang pamer kekayaan, banyak penggiat dunia maya, mulai dari influencer, YouTuber hingga content creator yang memanfaatkan momen ini untuk strategi marketing.

Namun, apa sebenarnya flexing itu dan bagaimana bisa pamer kekayaan bisa menjadi sebuah strategi marketing yang cukup efektif. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Flexing?

Flexing dalam bahasa Inggris, flexing artinya ‘pamer’ atau menunjukkan sesuatu kepemilikan atau pencapaian dengan cara yang dianggap orang lain tidak menyenangkan, dikutip dari Cambridge Dictionary.

Perilaku ini sering diartikan sebagai sikap konsumtif yang mencolok menurut ilmu ekonomi. Seseorang menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah guna menunjukkan status atau kemampuan finansial.

Flexing untuk Strategi Marketing, Bagaimana Bisa?

Dalam artiannya, pamer ternyata tidak selalu negatif. Memamerkan kekayaan di media sosial ternyata bisa dimanfaatkan sebagai strategi marketing untuk sebuah produk, kata Johny Gunawan selaku CEO Hartanah Group.

Hal ini juga dilansir dari laman berita Kompas.com, Prof Rhenald Kasali, Ph.D, guru besar besar Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia mengatakan bahwa bisa menjadi strategi marketing.

Pasalnya, pamer kekayaan dapat membangun kepercayaan dan perhatian dari khalayak ramai. Dengan begitu, masyarakat dan pengikut akan percaya dengan apa yangmereka lihat di media sosial.

Ini merupakan cara yang efektif dalam memasarkan sebuah produk.Namun, tidak semua perusahaan ataupun produk menggunakan flexing sebagai strategi marketing mereka.

Seperti yang kita ketahui bersama, pamer kekayaan sering digunakan juga oleh orang-orang tak bertanggung jawab sebagai modus penipuan.

Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dan cermat dalam memilih sebuah produk. Hal ini terkait dengan modus penipuan yang berkedok investasi yang menyeret beberapa influencer Tanah Air.

Jika kamu ingin berinvestasi atau menaruh uang di sebuah Lembaga tertentu, ada baiknya untuk mencari tahu dengan detail dan tidak terbuai dengan iming-iming keuntungan yang tidak masuk akal.

Nah, daripada kamu menaruh uang di tempat yang tidak jelas, mengapa tidak mencoba Simpanan Pasti dari Hartanah Group.

Simpanan Pasti merupakan simpanan untuk rencana yang pasti dalam jangka waktu tertentu dengan bunga tetap, menguntungkan dengan konsep compound interest.

Kamu juga bisa mulai melakukan penempatan dana dari Rp500 ribu per bulan yang berlaku selama 5 tahun. Dengan dana tersebut kamu dapat menggunakannya untuk persiapan masa depan.

Simpanan Pasti dapat berupa perencanaan untuk dana pensiun, perencanaan sekolah anak, modal kerja, modal usaha, dan dana-dana lainnya di luar dari penghasilan tetap kamu.

Namun, ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang senang melakukan pamer di media sosial. Nah, kebanyakan terkait dengan psikologis orang tersebut.

Menambah Rasa Percaya Diri

Pada beberapa penelitian, seseorang yang merasa sedih atau kurang percaya diri cenderung akan membeli barang-barang mewah. Setelah menggunakan barang mewah, rasa percaya diri mereka akan meningkat.

Perilaku flexing disebabkan karena seseorang merasa dirinya insecure, ragu akan kemampuan diri sendiri sehingga membutuhkan pengakuan keberhasilan dari lingkungannya, kata Psikolog Klinis Veronica Adelsia

Memiliki Masalah Kepribadian

Veronica juga menyebut bahwa beberapa kepribadian yang terkait dengan perilaku pamer. Salah satunya histrionik, yaitu, orang yang suka mencari perhatian. Jadi, orang lain harus memperlakukan mereka layaknya orang hebat.

Menarik Perhatian

Perilaku konsumtif dan pamer sering bertujuan untuk menarik perhatian banyak orang.

Para pelaku flexing biasanya akan berusaha agar keberadaannya disadari hingga akhirnya mendapat perhatian, baik dengan penampilan yang mencolok atau menggunakan barang-barang mewah.

Tekanan Sosial

Tekanan sosial juga bisa menjadi salah satu faktor terjadinya pamer di media sosial. Karena adanya tuntutan serta gaya hidup tertentu dalam pergaulan atau lingkungan tempat mereka berada.

Jadi, apakah kamu termasuk orang yang senang flexing atau tidak?

Kalian kaum milenial bisa mempelajari seluruh program Koperasi Hartanah melalui laman www.hartanahgroup.com atau melalui WhatsApp Hana.

Tinggalkan Balasan